sinar

masih terus berdiri disini.. 
berjalan bersama gugusan daun yang berguguran...
ditemani rintik-rintik rindu yang bertandang...
terasa berat bahu memikul setiap yang hadir...
terasa jauh diri menghilang di perkarangan semua...
bergerak meninggalkan setiap cerita duka...
sebak menahan setiap rasa yang ada...
sungguh berat menahan lelah yang bersisa...
tiada yang seindah impian...
tiada yang sempurna cita...
tiada yang secantik lukisan bahasa...
nampak indah di bibir mata...
nampak halus di tepian bibir..
namun segalanya tersurat dan tersirat...
mungkin ada yang memahami cerita ini...
namun tiada siapa yang mengerti kisah ini..
masa terus berputar  mencari waktunya...
hari terus berganti mencari tarikhnya...
bulan terus menemani malam yang bertandang...
matahari terus memancarkan cahayanya...
bintang masih meneruskan tugasan harian bersama sinarnya..
aku masih menatap mencari arah...
terduduk di garis masa yang akan pergi...
untuk terus bertahan mengharungi segala...
nampak bersahaja dengan gelak ketawa yang ada...
tapi hati perit yang tak terhingga...
menahan setiap titis-titis yang berguguran...
seperti lebat hujan yang membasahi bumi..
yang menyirami setiap milik dunia...
tak nampak di hujung mata..
tak terlihat di perhentian mata...
cukup diri memahami segala..
tiada siapa yang diharap untuk berkongsi lara...
cukup jiwa merasa deritanya...
sayang berpaut pada dahan yang rapuh...
kan jatuh bila tiba masanya...
rindu pada lukisan bulan purnama..
akan hilang tiba saatnya...
datang dan pergi seperti deruan angin...
timbul dan tenggelam seperti ikan kecil...
merasai setiap kehadirannya...
meratapi setiap pemergiannya...
seperti perginya pelangi yang indah selepas turunnya hujan...
seperti suramnya malam tanpa kerdipan bintang...
seperti kegelapan tanpa sinar cahaya...
senyuman yang terukir dibibir menutupi setiap luka di hati...
akan tetap disini mengisi jiwa yang kosong...
seperti tin-tin yang berselerakkan di tepi jalan..
tiada yang pasti untuk meniti harus esok...

No comments:

JIWA

tercalar dihujung luka kerana jiwa yang berpaling mengejar dunia impian yang kini utama berbanding tempatnya berapa harga yang perlu dibayar...